Selasa, 02 Agustus 2011

Bersedekah jadi Kunci Sukses Usaha

08/03/2011
Bersedekah jadi Kunci Sukses Usaha

Setelah mencoba berbagai jenis usaha, Doni Tirtana akhirnya mantap jadi produsen alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Untuk mencari pembeli, Doni berjualan di milis Club K3 sekaligus menimba ilmu. Produk Doni pun laris manis dan mencatat omzet Rp 600 juta per bulan. Kini 60% pelanggan Doni adalah perusahaan asing.

BOSAN menggeluti bisnis fotografi lantaran mulai banyak pesaing, Doni Tirtana beralih membuat cakram optik (CD) yang berisi informasi atau katalog tentang kampus.Tangan Doni memang dingin. CD interaktif itu juga laris manis. Dia pun mengembangkan usahanya dengan membuat CD interaktif untuk sekolah dan komunitas tertentu. Semakin dikenalnya produk CD interaktif buatan Doni, membuat pria asal Malang ini makin dikenal piawai menyusun informasi untuk dikemas dalam bentuk CD.

Hingga suatu saat. Doni mendapat tawaran membuat company profile perusahaan milik orangtua seorang temannya Tidak perlu berfikir dua kali. Doni menyanggupi tawaran itu dan langsung memproduksinya Kurang lebih selama setahun. Doni mengerjakan CD company profile perdananya itu.

Begitu company profile yang pertama kelar, "Ada empat perusahaan lain yang menjadi klien saya," kala Doni. Dari setiap perusahaan, Doni mendapat imbal jasa sebesar Rp 20 juta. Tapi, lagi-lagi, saat pesanan CD company profile lagi ramai. Doni justru memutuskan meninggalkan bisnis ini. "Produsen company ] sudah banyak, saya mesti cari usaha lain" kala Doni

Beruntung bagi Doni, order kembali datang. Dia mendapat pesanan untuk membuatvideo safety induction yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja CK3) dari sebuah perusahaan swasta Doni pun mengerjakan pesanan itu dengan baik sehingga si pemesan terkesan dengan produk K3 tersebut.

Dari si pemesan itulah kemudian Doni tahu bahwa ada "kekosongan" di bisnis perlengkapan K3. Si pemesan yang kebetulan senior Doni di kampus ITB itu menyarankan Doni untuk terjun di bisnis K3 ini
Namun untuk memulai bisnis perlengkapan K3 temyata tidak mudah, Doni mesti belajar banyak tentang K. i "Bagi saya itu bukan masalah, karena masih bisa dipelajari," jelas Doni.

Setelah belajar tentang K3, Doni kemudian bergabung dengan milis Club K3, milis yang beranggotakan pekerja bagian 103 atau HSE (healDi, safely, environment) di perusahaan dan intansi tertentu. "Sejak bergabung di milis itu saya mengerti tentang K3," terang Doni

Gayungpun bersambut, setelah paham dunia K Doni lantas menawarkan produk kepada penghuni milis berupa poster yang memuat informasi tentang keselamatan kerja "Pertama saya hanya bikin empat sampai lima poster saja" hitung Doni.

Karena banyak peminat. Doni menambah produksi. Doni bilang, untuk membuat poster mesti mengetahui informasi dan prosedur K3. Tak hanya itu, poster K3 juga memilik) persyaratan warna dan/on/ standar. "Ada standar baku yang mesti

Kemba nyakanklien kami dariperusahaan oildan gas," kata Donidipatuhi," terang Doni. Cukup lumayan keuntungan yang diraih Doni dalam membual poster Ki itu. Dengan biaya produksi hanya Rp 25.000 per poster, tahun 2007 Doni bisa menjual seharga Rp 125.000 per poster.

Poster informasi Ki milik Doni terdiri dari poster jenis template dan cosinnu I umk poster template diniai Rp 140.000 per poster. "Poster jenis costume dijual lebih mahal Rp 2.5 juta per poster," kata Doni.
Seiring waktu, bisnis Doni kian berkembang. Sekarang ini. Doni memiliki nga divisi kerja yakni dhisi safely sign, divisi desain, dan multimedia

Produknya antara lain safely poster, safety booklet, safety animation, safety sticker serta video safety induction. Troduk ini merupakan media informasi tentang (CS. terang Doni.Kini, pelanggan Doni tidak hanya perusahaan domestik saja, .lusim pelanggan Doni, 60% adalah perusahaan asing kebanyakan klien kami d;ui perusahaan minyak dan g;i* ungkap Doni

Doni menghitung, hingga kini setidaknya sekitar td perusahaan yang diu tangani dengan omzet hingga Rp 600 juta per bulan. Doni bilang, untuk mencapai sukses mesti mau bermimpi, kerja keras, disiplin, dan jangan lupa bersedekah. "Antara pekerjaan dan ibadah harus seimbang, kata Doni.Kini, Doni menyisihkan 10% dari laba perusahaannya untuk kegiatan amal. "Sedekah itu membuat bisnis saya menjadi lebih Iai terang Doni.

Sumber :: Harian Kontan
Handoyo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar